Senin, 11 Januari 2016

TINGKAT SPIRITUAL DAN KEPERCAYAAN

Spiritual merupakan dimensi tertinggi dalam kehidupan. Seseoang yang mampu menggapai dimensi ini akan merasakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan ndunia akhirat. Spiritual erat kaitannya dengan kepercayaan. Hal ini karena adanya kepercyaan pada sang Pencipta mampu meningkatkan kualitas spiritual seseorang. Begitupun dengan adanya dasar spiritual dalam diri seseorang dapat meningkatkan tingkat kepercayaan seseorang.Jika diekstensifkan, maka kepercayaan tersebut akan tidak hanya sebatas kepercayaan pada sang Pencipta, tetapi juga kepercayaan pada sesama manusia, pada binatang, pada tumbuhan, pada batu, dan pada objek-objek kehidupan lainnya.
Dalam perkuliahan ini, Ibu Retno Kusuma Dewi mengkaitkan dengan menembus ruang dan waktu yang tingkatannya yaitu spiritual, normatif, insting/instuisi, pengalaman tetapi mengapa jawaban ujian filsafat pendek, dan berbeda dengan jawaban mahasiswa. Kenapa hal itu bisa seperti itu?
Beginilah jawabannya……
Berbicara tentang menembus ruang dan waktu berarti berbicara tentang yang ada dan mungkin ada dan berkaitan dengan struktur. Struktur itu banyak dan beragam jenis strukturnya. Jikalau seseorang mengidentifikasi semua  struktur yang ada dan mungkin ada tidak akan pernah selesai. Hal ini karena ada semilyar pangkat semilyar struktur yang tersedia namun tidak semua mampu untuk dipilih dan diuraikan. Hanya struktur yang yang istimewa, sesuai strategi dan struktur yang dianggap potensiallah yang dipilih.
      Sejatinya, tes jawab singkat yang dilakukan adalah untuk mengadakan yang mungkin ada menjadi ada. Tes tersebut juga bertujuan agar mahasiswa menyadari bahwa sebenarnya dirinya belum tahu. Oleh karena itu, tidak ada ruang baginya untuk bertindak sombong. Dengan demikian, tidak sopan terhadap ruang dan waktu jikalau mahasiswa merasa sudah paham padahal sejatinya dia belum paham. Orang yang demikian sebenarnya telah melakukan reduksi terhadap dirinya sendiri. Hal ini karea tidak ada celah baginya untuk meningkatkan kualitas keilmuan yang dimiliki dengan cara membangun dinding pembatas yang membuatnya merasa cukup dengan sedikit ilmu yang ada padanya.
Sesungguhnya melawan perasaan dalam diri tentang kesombongan tersebut adalah hal yang paling sulit. Dengan kata lain, memposisikan bahwa kita sebagai manusia adalah hamba-hamba yang tidak tahu menahu, yang haus ilmu dan tidak lebih dari orang bodoh yang tidak memiliki apa-apa, adalah sesuatu yang sulit bagi penganut kesombongan.
Membebaskan diri dari kesombongan adalah bentuk dari menembus ruang dan waktu, serta bentuk implementasi dalam meningkatkan kualitas spiritual. Spiritual dapat digapai saat seseorang merasa ikhlas, berpikir jernih, dan dapat berlaku bijak terhadap ruang dan waktu. Memahami kodrat dan kewajiban juga merupakan bentuk upaya untuk sadar akan pentingnya mendongkrak tingkat spiritualitas seseorang.

Tidak hanya itu, Evvy Lusianapun menambahkan bagaimana filsafat memandang suatu kepercayaan? Contohnya adalah ketidakpercayaan kepada teman.
Beginilah jawabannya ………..
Dua jenis kepercayaan yaitu di dalam dan di luar antara subyek dan obyek. Kepercayaan dalam diri manusia dimulai dari hati kemudian naik ke pikiran. Sebaliknya, sesuatu akan dianggap benar jikalau hal tersebut berasal dari pikiran kemudian turun ke hati. Dengan demikian kepercayaan merupakan sesuatu yang dirasakan ada kemudian dirasionalkan untuk menyakinkan keberadaannya. Sedangkan kebenaran adalah sesuartu yang diyakini secara rasional kemudian disesuaikan dengan hati dan perasaan.
Aliran tidak percaya atau dunia ketidakpercayaan (skepticism) dipelopori oleh Renedecartes. Teori ini muncul dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan Renedecrates dalam membedakan antara mimpi atau bukan mimpi. Ketidakmampuan tersebut mengarahkan pada ketidakpercayaan akan apa yang baru saja terjadi.
Padahal, filsafat adalah mencari kepastian dan kebenaran. Kepastian yang tertangkap ruang dan waktu yang salah itulah yang akan menjadi mitos. Keyakinan tidak termasuk di dalam mitos. Dengan demikian ketidakyakinan merupakan suatu mitos. Ketidakyakinan relevan dengan ketidakpercayaan, berarti ketidakpercayaan itupun adalah suatu mitos. Dan seseorang yang mengalami ketidakpercayaan berarti dia telah termakan oleh mitos.

0 komentar:

Posting Komentar