This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 30 November 2015

MIXED METHOD

MIXED METHOD

(METODE CAMPURAN)

 

PROSEDER-PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

Meskipun model visual dan pembahasan mengenai strategi penelitian sudah memberikan deskripsi yang cukup jelas mengenai prosedur-prosedur pengumpulan data yang digunakan, peneliti tetap harus menjelaskandalam proposalnya- jenis-jesi data yang akan dikumpulkan. Penting pula bagi peneliti untuk mengidentifikasi strategi-strategi sampling dan pendekatan-pendekatan dalam memvalidasi data.

·         Identifikasi dan tentukanlah jenis data –baik kulitatif maupun kuantitatif- yang akan dikumpulkan selama penelitian. Amati kembali table 1.3 yang menunjukkan dua jenis data tersebut (kuantitatif dan kualitatif).

Data dibedakan dalam konteks respons terbuka versus respon tertutup. Bebrapa jenis data, seperti wawancara dan observasi, bisa menjadi data kuantitatif atau kualitatif, tergantung pada seberapa terbuka (kualitatif) opsi-opsi respons yang muncul dalam hasil wawancara atau ceklis obserpasi tersebut. Mesipun mengubah informasi menjadi angka-angka merupakan pendektan yang sering diterapkan dalam penelitian kuantitatif, hal ini bukan tidak mungkin juga diterapakan dalam penelitian kulitatif (mengubah angka-angka menjadi deskripsi-deskripsi yang detail).

 

·         Ketahuilah bahwa data kuantitatif sering kali dipilih dengan random sampling agar masing-masing individu memiliki yang sama untuk diseleksi sebagai sampel, dan sampel ini dapat digeneraisasi pada populasi yang lebih luas. Meski demkian, sampling juga ditetapan dalam pengumpulan data penelitian kulitatif untuk memilih individu-individu yang benar-benar telah mengalami/ merasakan fenomena utama. Prosedur-prosedur sampling ini perlu dijelaskan dalam proposal, khususnya di bagian pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Selain itu, teddlie dan yu (2007) telah mengembangkan tipologi lima sampling metode campran. Tipologi ini dibuat dengan cara menghubungkan prosedur-prosedur sampling dengan srategi-strategi metode campuran yang sudah saya bahas sebelumnya:

 

1.      Strategi-strategi dasar; di dalamnya sampling kuantitatif dan sampling kualitatif dikombinasikan (seperti, stratified purposeful sampling dan purposive random sampling).

2.      Sampling sekuensial; didalamnya sampling tahap pertama melengkapi sampling tahap kedua.

3.      Sampling konkuren; di dalamnya probabiltas kuantitatif dan sampling kulitatif dikombinasikan menjadi prosedur-prosedur sampling indevenden atau ditetapkan secara bersamaan ( seperti, instrument survey dengan respons tertutup dan respons terbuka).

4.      Sampling multilevel; di dalamnya sampling ditetapkan pada dua atau lebih unit analisis.

5.      Sampling yang menerapkan bentuk kombinasi apa pun dengan strategistrategi metode campuran sebelumnya.

 

·         Sertakan prosedur-prosedur rinci dalam model visual anda. Misalnya, dalam strategi eksplanatoris sekuensial, prosedur-prosedur umum harus terletak di bagian atas halaman, sedangkan prosedur-prosedur yang lebih spesifik ditulis di bawahnya, sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar 10.2a. lalu, bahaslah kemabali secara rinci model visual anda. Misalnya, pembahasan ini dapat meliputi pendeskripsian lebih jauh tentang pengumpulan data survey yang diikuti oleh analisis data yang deskriptif dan inferensial pada tahap pertama, kemudian obsevasi kualitatif, coding, dan analisis tematik dalam penelitian etnografi pada tahap kedua.

ANALISIS DATA DAN PROSEDUR-PROSEDUR VALIDASI

Selain prosedur-prosedur pengumpulan data, penelitian juga perlu menjelaskan prosedur-prosedur analisis data dalam proposalnya. Analisis data dalam penelitian metode campuran sangat berkaitan dengan jeis strategi yang dipilih.analisis bisa dilakukan berdasarkan pendekatan kuantiataif (analisis angka-angka secara deskriptif dan inferesial) dan kualitatif (deskripsi dan analisis teks atau gambar secara tematik), atau antar dua pendekatan ini. Misalnya, ada beberapa analisis data metode campuran yang menerapkan pendekatan-pendekatan berikut ini (lihat caracelli & greene, 1993; creswell & plano clark, 2007; tashakkori & teddlie, 1998):

·         Transformasi data. Dalam strategi-strategi konkuren, peneliti bisa saja menghitung berapa kali kode-kode dan tema-tema tersebut muncul dalam data teks (atau dengan menhitung garis-garis dan kalimat-kalimat yang membicarakan kode dan tema itu). Penghitungan data kualitatif inilah yang memungkinkan peneliti untuk membandingkan hasil-hasil kuantitatif dengan data kualitatif. Sebaliknya, peneliti juga dapat mengualifikasi (qualify) data kuantitatif. Misalnya, dalam analisis faktor berdasarkan skala dengan menggunakan instrumen tertentu, peneliti dapat membuat faktor-faktor atau tema-tema kuantitatif yang kemudian diperbandingkan dengan tema-tema dan database kualitatif.

·         Mengeksplorasi outlier-outlier. Dalam strategi-strategi sekuensial, analisis data kuantitatif pada tahap pertama dapat menghasilkan kasus-kasus ekstrem dan outlier. Setelah analisis ini, peneliti dapat menindaklanjuti dengan wawancara kualitatif tentang kasus-kasus outlier tersebut untuk memperoleh pengetahuan tentang mengapa kasus-kasus ini berbeda/menyimpang dari sampel kuantitatif.

·         Membuat instrumen. Dengan menerapkan salah satu strategi sekuensial sebelumnya, kumpulkan tema-tema atau statemen-statemen tertentu dan partisipan pada tahap pertama kualitatif. Pada tahap selanjutnya, gunakanlah statemen-statemen ini Sebagai item-item spesifik dan tema-temanya sebagai skala-skala untuk membuat instrumen survei kuantitatif. Pada tahap ketiga, cobalah ménvalidasi instrumen tersebut dengan sampel yang representatif dan populasi.

·         Menguji level-level ganda. Dengan menerapkan strategi embedded konkuren, lakukan survei (misalnya, pada kelompok-kelompok) untuk mengumpulkan hasil-hasil kuantitatif tentang sampel. Pada waktu yang bersamaan, lakukan wawancara kualitatif (seperti, pada inclividu-individu) untuk mengeksplorasi suatu fenomena berdasarkan pandangan individu-individu dalam kelompok-kelompok tersebut.

·         Membuat matriks/tabel. Dengan menerapkan salah satu strategi konkuren yang sudah dijelaskan sebelumnya, kombinasikanlah informasi-informasi yang diperoleh dan pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif ke dalam sebuah matriks/tabel. Poros horizontal dalam matriks/tabel ini dapat berupa variabel kategorial kuantitatif (seperti, jenis-jenis provider perawat, dokter, dan asisten medis), sedangkan poros vertikalnya dapat berupa data kualitatif (seperti, lima tema tentang relasi caring antara provider dan pasien-pasiennya). Informasi dalam setiap cell (kotak-kotak dalam matriks/tabel) dapat berupa kuota-kuota dan data kualitatif, hitungan jumlah kode dan kualitatif, atau kombinasi-kombinasi lain. Dengan cara seperti ini, matriks/tabel tersebut akan menampilkan analisis data kualitatif dan kuantitatif terkombinasi. Untuk membuat matriks/tabel ini, gunakanlah program-program software kualitatif.

 

* Disadur dari buku John. W. Creswell, Educational Research

Minggu, 25 Oktober 2015

HIPOTESIS DAN INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penilitian seorang peneliti perlu merumuskan permasalahan dan dilanjutkan dengan merumuskan hipotesis penelitian sesuai dengan tinjauan pustaka. Untuk menguji kebenaran hipotesis penelitian diperlukan instrument penelitian yang tepat guna menggambarkan keadaan yang sebenarnya.
Oleh karena itu dalam tulisan kali ini akan dipaparkan hal-hal yang berkaitan dengan Hipotesis Penelitian dan Instrumen Penelitian yang merupakan hasil refleksi perkuliahan Metodologi Penelitian.

HIPOTESIS PENELITIAN

A.    Pengertian Hipotesis Penelitian
McGuigan (Sevilla, 1993) menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji mengenai hubungan potensial antara dua atau lebih variabel. Maka dalam bentuk sederhana, hipotesis  mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan antar variabel-variabel dalam suatu persoalan
Menurut (Wagiran, 2014) hipotesis dibuat karena dua alasan: (1) hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa  peneliti telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian di bidang itu, dan (2) hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data; hipotesis dapat menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan. Dengan demikian dapat dicegah terbuangnya waktu dengan sia-sia

B.     Ciri-Ciri Hipotesis
Menurut Sevilla (1996) dan Best (1982) cirri hipotesis yang baik adalah
1.      Masuk akal (reasonable explanation). Hipotesis yang baik mengemukakan penjelasan yang masuk akal (reasonable explanation) dari kejadian-kejadian yang telah dan akan terjadi.
Hubungan antar variabel dapat terjadi melalui banyak cara: diantaranya hubungan sebab akibat dan perbandingan.
2.      Hipotesis harus dapat diuji. Oleh karenanya hipotesis dinyatakan dalam bentuk operasional.
3.      Hipotesis harus mengikuti penemuan studi terdahulu.
4.      Dinyatakan dalam rumusan yang sederhana dan jelas.
5.      Konsisten dengan teori atau fakta yang telah diketahui.

C.     Macam-Macam Hipotesis

 


        
  

1.      Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian mempunyai fungsi memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau research question. Hipotesis ini pada umumnya tidak diuji dengan teknik statistic, namun merupakan jawaban sementara yang aakan menuntun peneliti untuk bertidak dilapangan. Hipotesis penelitian dapat dibedakan menjadi hipotesis induktif dan hipotesis deduktif

a.       Hipotesis Induktif
Dalam prosedur induktif, peneliti merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi  dari hubungan-hubungan yang diamati. Maksud peneliti melakukan pengamatan terhadap tingkah laku, memperhatikn kecendrungan atau kemungkinan adanya hubungan-hubungan dan kemudian merumuskan penjelasan sementara tentang tingkah laku yang diamati itu.

b.      Hipotesis Deduktif
Berbeda dengan hipotesis sebagai suatu generalisasi  dari hubungan yang diamati, ada hipotesis yang ditarik deduktif dari teori. Hipotesis ini memiliki kelebihan dapat mengarah pada sistem pengetahuan yang lebih umum, karena kerangka untuk menempatkannya secara berarti ke dalam bangunan pengetahuan yang telah ada dalam teori itu sendiri. Peneliti dapat memulai penyelididkan dengan memilih sah satu teori yang ada dalam bidang yang menarik minatnya. Setelah teori dipilih, ia lalu menarik hipotesis dari teori ini. Pendekatan yang paling banyak dipakai ialah menggunakan cara berpikir deduktif untuk dapat sampai pada akibat-akibat logis dari teori yang bersangkutan. Deduksi ini keudian dijadikan hipotesis dalam studi penelitian.

2.      Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik HANYA DIGUNAKAN jika kita mengambil sampel dari populasi, diuji menggunakan STATISTIK INFERENSIAL, yang tujuannya untuk menguji apakah sampel mewakili populasi atau tidak. Hipotesis statistik TIDAK WAJIB dilakukan jika: [1] kita mengambil data dari populasi (sensus), atau [2] kita tidak ingin melakukan generalisasi untuk membuktikan apakah sampel mewakili populasi atau tidak.
Hipotesis statistik secara umum  dapat dibedakan menjadi empat yaitu: hipotesis nhil, hipotesis riset, hipotesis alternative dan hipotesis pengarah.

a.       Hipotesis Nol/Nihil
Hipotesis nihil merupakan hipotesis yang menyatakn tidak ada hubungan, tidak ada pengaruh atau tidak ada perbedaan antara variabel yang diteliti.
b.      Hipotesis Riset
Peranan hipotesis riset adalah mengakomodasi substansi ide dari kajian teoritis jika hipotesis pertama jika hipotesis pertama atau hipotesis nihil gagal, maka hipotesis riset akan tidak ditolak.
c.       Hipotesis Alternatif
Hipotesis ini adalah harapan yang berdasarkan teori. Jika litelatur yang digunakan menyatakan bahwa penemuan-penemuan teknik belajar tertentu adalah efektif, maka kita harus membuat hipotesis yang sama atau harapan yang sama. Jika hasil survey menyatakan bahwa teknik pengajaran tersebut tidak efektif, hipotesis kita adalah hipotesis nol.
d.      Hipotesis Penyearah
Dalam hipotesis terarah peneliti sudah dengan berani dengan tegas menyatakan bahwa variabel bebas memang berpengaruh terhadap variabel terikat. Dalam hipotesis tidak terarah, peneliti merasakan adanya pengaruh, tetapi belum berani secara tegas menyatakan pengaruh tersebut namun baru menyatakan ada pangaruh.

D.    Fungsi dan Kegunaan Hipotesis
1.      Fungsi Hipotesis
a.       Untuk menguji teori
b.      Untuk mendorong teori
c.       Untuk menerangkan fenomena social

2.      Kegunaan Hipotesis
a.       Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
b.      Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian
c.       Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
d.      Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.

Berdasarkan paparan diatas jika hipotesis ingin mengungkap korelasi antar variabel-variabel, maka hipotesis menjadi pengendali semua kegiatan peneliatian, termasuk penyiapan instrument.

INSTRUMEN PENELITIAN

Instrument merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti guna mengumpulkan data dengan cara melakukan pengukuran. Instrumen penelitian sangat erat kaitannya dengan teknik pengumpulan data. Setiap teknik pengumpulan data akan memiliki bentuk instrumen yang berbeda pula. Maka dibawah ini akan disebutkan bentuk instrument berdasarkan jenis-jenisnya.

1.      Tes
a.       Pilihan ganda
b.      Menjodohkan
c.       Isian singkat
d.      Benar salah
e.       Uraian terstruktur (Higher order thinking skill)
f.       Uraian tak terstruktur
2.      Non tes
a.       Lembar observasi
b.      Pedoman wawancara
c.       Angket
Ø  Tertutup
Ø  Terbuka
d.      Daftar checklist
e.       FGD
Contoh Bentuk Istrumen Penelitian
a.      Bentuk Tes
KISI-KISI SOAL STUDI PENDAHULUAN PENALARAN ADAPTIF
Satuan Pendidikan      :                                                                                                                                                                               Semester                                            : 2
Mata Pelajaran             : Matematika                                                                                                                                                      Alokasi Waktu                                            :  2 x 40 menit
Kelas                                 : VIII                                                                                                                                                                       Jumlah Soal                                            : -
Materi
Indikator Variabel
Indikator Soal
No. Soal
Soal
Alternatif Penyelesaian
Bilangan Bulat

Semester I
Mampu menarik kesimpulan dari suatu pernyataan.
Siswa mampu menarik kesimpulan dari suatu pernyataan yang diberikan
4
Amin mendapat tugas dari guru Matematikanya untuk melakukan  ujicoba dengan mengambil beberapa bilangan. Kemudian Amin mengambil bilangan 736. Jumlah setiap angka (7 + 3 + 6) = 16. Kemudian Amin mengurangkan keduanya (736 – 16) = 720
Jumlah setiap angka dari 720 adalah (7 + 2 + 0) = 9 dan 720 dapat dibagi dengan 9 sehingga diperoleh 720 : 9 = 80

a.    Buatlah kesimpulan untuk pola matematika yang Amin lakukan.
b.    Apakah untuk bilangan 1756 dan 102, kesimpulan tersebut masih berlaku? Selidiki dan buktikan.

a.       Kesimpulannya adalah suatu bilangan jika dikurangi dengan jumlah setiap angka penyusunnya dan menghasilkan bilangan baru yang jika angka penyusunnya dijumlahkan akan menghasilkan bilangan kelipatan 9, maka bilangan baru tersebut dapat dibagi dengan 9.
Bukti kebenaran :
43 – (4 + 3) = 43 – 7 = 36
3 + 6 = 9 dan 36 : 9 = 4

b.      Bilangan 1756 – 19 = 1737
Jumlah angka penyusunnya = 1 + 7 + 3 + 7 = 18
18 dapat dibagi 9, berarti 1756 dapat dibagi 9.

Bilangan 102 – 3 = 99
Jumlah angka penyusunnya = 9 + 9 = 18
18 dapat dibagi 9, berarti 102 dapat dibagi 9.

Jadi, untuk bilangan 1756 dan 102, kesimpulan tersebut masih berlaku.


b.      Bentuk Non Tes
KISI-KISI INTRUMEN MOTIVASI
Satuan Pendidikan             :                                                                  Semester                                                                                                                                                   : 2
Mata Pelajaran                    : Matematika                                                                                                                                            Alokasi Waktu                                                     :  -
Indikator Variabel
Pernyataan
Jenis Pernyataan
No.
Butir Soal
1.     Keinginan mendalami materi
Saya sangat senang pada pembelajaran ini sehingga saya ingin mengetahui lebih lanjut pokok bahasan ini.

Positif
1
Pada awal pembelajaran ini, ada sesuatu yang menarik bagi saya.

Positif
5
Isi pembelajaran ini sesuai dengan minat saya

Positif
9
Halaman-halaman pembelajaran ini kering dan tidak menarik.

Negatif
13
Setelah membaca informasi pendahuluan, saya kesulitan mengetahui apa yang harus saya pelajari dari pembelajaran ini.

Negatif
17
Tulisan ini adalah hasil pengembangan diskusi Hipotesis dan Instrumen Penelitian bersama mahasiswa kelas PMat A PPs UNY 2015 pada mata kuliah Metodologi Penelitian yang dibimbing oleh ibu Dr. Heri Retnowati.