Senin, 11 Januari 2016

ELEGI MENGGAPAI FILSAFAT

Dalam perkuliahan filsafat kali ini, kami disuguhkan 50 macam pertanyaan yang mengajarkan secara tersirat bagaimana menggapai filsafat. Berikut ini akan saya paparkan hasil refleksi atas apa yang saya alami saat perkuliahan dalam rangka menggapai filsafat. Contoh Pertanyaan 1 : Siapakah namamu? Jawaban : Belum tentu Heru Hal ini karena Heru terikat ruang dan waktu. Heru yang sekarang, berbeda dengan Heru yang tadi. Bahkan Heru sebelum diajukan pertanyaan, berbeda dengan Heru saat mendengar pertanyaan, berbeda pula dengan Heru setelah pertanyaan tersebut berlalu. Makna beda disini sangatlah dalam dan tinjauan terhadapnya pun tidah hanya pada satu pandangan. Karenanya, tidaklah mungkin jikalau seseorang mampu mendefinisikan seseorang dengan tepat dalam ruang dan waktunya. Bahkan sekedar untuk menjabarkan 1 buah unsur yang melekat dalam diri Heru pun tidaklah sanggup. Karena semilyar pangkat semilyaryang diungkapkan, masih ada semilyar pangkat semilyar lagi yang belum mampu untk diuraikan. Contoh Pertanyaan 2 : Berapakah umurmu? Jawaban : Kurang dari 20 tahun, lebih dari 20 tahun, atau kurang lebih 20 tahun Hal ini karena tidak ada uraian kata apapun yang mampu menyamai kecepatan berjalannya waktu. Bahkan saat aku mengakhiri pembicaraanpun dalam menyebutkan umurku, sejatinya umurku telah berubah sebanyak waktu yang aku gunakan untuk menjawab berapa umurku. Karenanya, tidaklah mungkin seseorang yang mampu mendeskripsikan umurnya, bahkan umur orang lain dengan tepat. Jikalau dia mengatakannya dengan tepat, maka sesungguhnya itu adalah suatu mitos. Contoh Pertanyaan 3 : 1 + 3 = Jawaban : Belum tentu 4 Beberapa orang akan serta merta menjawab bahwa 1+ 3 = 4. Padahal ikalau dikontekskan dalam ruang dan waktu, maka tidaklah bisa kita membuat batasan dengan mengatakan bahwa 1 + 3 = 4. Misalnya saja jikalau satu tersebut adalah symbol untuk sebuah ayam dan 3 adalah symbol untuk 3 ekor bebek. Maka tidaklah bisa kita menghasilkan bilangan 4 kecuali dengan pemodifikasian, akan tetapi itupun memerlukan keterangan. Jikalau kita hanya menuliskan jawabannya 4, maka sesungguhnya kita telah melakukan reduksi determinis dalam konteks ruang dan waktu. Berdasarkan 3 contoh tersebut, dapat direfleksikan bahwasannya filsafat adalah hasil pemikiran atau buah piker seseorang. Tidak ada yang mampu menggapai filsafat seseorang, karena filsafat bukanlah menyamaiatau mengusahakan sama dengan filsafat orang lain. Setiap orang memiliki filsafatnya sendiri-sendiri. Jikalau seseorang membaca,mengamati, mendengar, ataupun melakukan pemodifikasian atas filsafat orang lain, maka sejatinya itu adalah usaha atau proses untuk menghasilkan filsafat diri. Filsafat akhir yang dihasilkanpun nantinya tidaklah mungkin akan sama antara orang yang satu dengan orang yang lain. Dan sebaik-baik filsafat adalah dia yang memperhatikan keberadaan ruang dan waktu.

0 komentar:

Posting Komentar