Senin, 11 Januari 2016

TAKDIR BUDAYA INSTAN YANG MERAJALELA


Dunia sekarang dipenuhi oleh hal-hal yang bersifat instan. Makanan instan, pesan tiket yang instan, proses komunikasi yang instan, dan bahkan pembelajaranpun turut dituntut instan. Aliran penganut budaya instan memiliki slogan “jika ada yang mudah, kenapa cari yang sulit”. Padahal, dunia ini tidak bisa jika hanya dipandang dalam satu sisi saja. Karenanya muncul pemikiran lain yang menganut budaya tidak instan dan meluncurkan slogan “jika bisa mnegerjakan yang sulit kenapa mengerjakan yang mudah”. Jika ditinjau, kedua hal tersebut hanya berbeda orientasi, tetapi jika maing-masing hal tersebut dijalankan dengan baik sesuai porsinya, maka akan membawa dampak kebaikan dunia akhirat. Bahkan jika dikaitkan dengan teori penciptaan alam semesta yang tercipta dengan sendirinya tanpa campur tangan dari Tuhan sejatinya ini juga merupakan dampak atas budaya instan. Jika direleksikan, alam semesta tidak diciptakan dengan sendirinya. Alam semesta ada karena proses perubahan yang terjadi dalam alam semesta. Tidak ada di dunia ini yang tidak mengalami perubahan (separuh dunia), sedangkan separuh dunia yang lain adalah segala sesuatu itu bersifat tetap. Teori Big Bang yang sering menjadi pembahasan dalam pembelajaran asal muasal terjadinya alam semesta juga tidak secara instan langsung terkenal, dipercaya, dan diterima oleh banyak orang. Teori Big Bang sejatinya telah melewati proses yang panjang, dia harus ditulis, disusun dengan rapih agar mampu dibaca, dipahami, dan diketahui oleh orang lain. Selanjutnya teori tertulis tersebut dipublikasikan, dihidup-hidupkan agar diakui keberadaannya dan dibuktikan bahwa teori dan keberadaan teori tersbeut memberikan kebermanfaatan. Sehingga tidak serta merta secara instan teori Big Bang dapat terkenal. Oleh karena itu, sejatiya didunia ini tidak hanya terdiri dari sesuatu yang instan, tetapi dipenuhi pula oleh hal-hal yang tidak instan. Mereka membutuhkan proses. Dan baik instan maupun tidak instan keduanya sama-sama memiliki kebermanfaatan tergantung ruang dan waktunya jika dilaksanakan secara bijak. Hal ini karena sesungguh-sungguhnya dunia adalah interaksi antara yang instan dan yang tidak instan.

0 komentar:

Posting Komentar