PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR
INTUISI, DAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING
Kajian Pustaka
1. Kemampuan Berpikir Intuisi
(variabel terikat)
Fischbein
mendefinisikan intuisi sebagai kognisi langsung yang melebihi diberikan fakta,
sebagai "sebuah teori yang menyiratkan ekstrapolasi luar langsung informasi
yang dapat diakses. Menurut Fischbein (1983, 1999) intuisi merupakan proses
mental (kognisi) yang memiliki ciri-ciri tertentu. Pengetahuan atau pemahaman
yang dibangun melalui proses intuisi ini disebut pengetahuan atau pemahaman
intuitif. Lebih lanjut diungkapkan oleh Bert & Stuart Dreyfus (Klien, G.
2002) bahwa proses analisis dan intuisi dapat bekerja sama dalam pikiran
manusia, sekalipun hasil kerja intuisi merupakan “hasil final”, sedangkan
pemikiran analitis diperlukan untuk untuk memulai kecakapan baru. Teori aturan intuitif memprediksi jawaban
siswa dalam berbagai tugas dalam sains dan matematika.
Fischbein
(1987) manawarkan sifat-sifat dari intuisi yang dipandang sebagai kognisi
segera (immediate cognition). Adapun sifat-sifat atau karakteristik tersebut di
antaranya; (1) self-evident, (2) intrinsic certainty, (3) perseverance, (4)
coerciveness, (5) extrapolativaness, (6) globality, dan (7) implicitness
Adapun
penjelasan untuk masing-masing indikator tersebut adalah sebagai berikut:
1. self–evidence
berarti bahwa konklusi yang diambil secara intuitif dianggap benar dengan
sendirinya
2. intrinsic
certainty yang berarti kepastian dari dalam, sudah mutlak. Seperti halnya
seseorang merasa bahwa pernyataan, representasi, atau interpretasinya,
merupakan sebuah ketertentuan, untuk memastikan kebenarannya tidak perlu ada
dukungan eksternal (baik secara formal atau empiris).
3. perseverable
yang berarti bahwa intuisi yang dibangun memiliki kekokohan atau stabil
4. coerciveness
yang berarti bersifat memaksa
5. extrapolativeness
yang berarti sifat meramal, menduga, memperkirakan.
6. globality artinya bahwa kognisi intuisi bersifat
global, utuh, bersifat holistik yang terkadang berlawanan dengan kognisi yang diperoleh
secara logika, tidak selalu berurutan dan berpikir analitis
7. implicitness
artinya tersembunyi, tidak tampak, berada dibalik fakta. Artinya dalam membuat
interpretasi, keputusan atau konklusi tertentu atau dalam menyelesaikan masalah
tidak dinyatakan dalam alasan atau langkah-langkah yang jelas (eksplisit)
adakalanya kemampuan kognisi seseorang dalam menyelesaikan masalah bersifat
implisit dan tidak dinyatakan melalui langkah demi langkah (step by step)
seperti aturan inferensi dalam logika
2. Motivasi Belajar
Motivasi
berawal dari kata motive (dalam bahasa Inggris) yang berasal dari kata “motion”
yang berarti gerak atau sesuatu yang bergerak. Dengan demikian, motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak agar menjadi lebih aktif. Menurut Ngalim Purwanto
(2006 : 70-71), setiap motif bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita.
Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya
sehingga motif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang.
Menurut
Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198), motivasi adalah perubahan
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang
dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu; (1) bahwa
motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia, (2) motivasi ditandai dengan munculnya rasa dan afeksi seseorang, (3)
motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Dari
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah sesuatu yang
menyebabkan terjadinya suatu perubahan dalam diri individu yang mempengaruhi
gejala kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk melakukan sesuatu yang didorong oleh
adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.
Menurut
Thursan Hakim (2000) yang dikutip Winastwan Gora dan Sunarto (2010 : 16),
belajar adalah suatu proses perubahan perubahan didalam manusia, ditampakan
dalam bentuk peningkatan kualitan dan kuantitas tingkah laku seperti
peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan,
daya pikir dan lain-lain. Jadi dalam
kegiatan belajar terjadinya adanya suatu usaha yang menghasilkan
perubahan-perubahan itu dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Hal ini juga dikemukakan oleh Dimyati Mahmud (1989 : 121-122) yang menyatakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku baik yang dapat diamati
maupun yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadi dalam diri
seseorang karena pengalaman.
Motivasi
belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan mengarahkan siswa dalam
belajar (Endang Sri Astuti, 2010 : 67). Motivasi belajar sangat erat sekali
hubungannya dengan prilaku siswa disekolah. Motivasi belajar dapat
membangkitkan dan mengarahkan peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang
baru. Bila pendidik membangkitkan motivasi belajar anak didik, maka meraka akan
memperkuat respon yang telah dipelajari (TIM Pengembang Ilmu Pendidikan
FIP-UPI, 2007 : 141). Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang
tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai
kesulitan.
Menurut
Sardiman AM (2003 : 83), motivasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b.
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi
yang telah dicapai).
c.
Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa. (misalnya
masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi,
penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya).
d.
Lebih senang bekerja mandiri
e.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f.
Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
g.
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
h.
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Jika ciri-ciri tersebut terdapat pada seorang
siswa berarti siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang cukup kuat yang
dibutuhkan dalam aktifitas belajarnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan menunjukkan
hal-hal sebagai berikut:
a.
Keinginan mendalami materi
b.
Ketekunan dalam mengerjakan tugas
c.
Keinginan berprestasi
d.
Keinginan untuk maju
3. Problem Solving
Menurut Gagne (dalam I Made Pait), problem
solving learning merupakan belajar melalui pemecahan masalah di mana tipe
belajar seperti ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah.
Sedangkan Gulo (dalam
Usman Effendi)
mengatakan bahwa modelproblem solving
adalah sebuah model
pembelajaran yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan
memberi penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Selain itu pula, Krulik and Rudnick
(dalam Jamin Carson), problem solving
adalah sarana yang digunakan oleh individu dalam menggunakan pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman sebelumnya untuk memenuhi tuntutan situasi dan
menerapkannya ke situasi baru dan berbeda.
Berdasarkan ketiga teori di atas maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran probem solving
adalah model pembelajaran melalui pemecahan masalah yang memberi
penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Model penyelesaian masalah tentunya berbeda si setiap
mata pelajarannya. Dalam hal ini, problem
solving yang menjadi topik pembahasan difokuskan kepada pembelajaran
matematika di jenjang sekolah. Pada pembelajaran matematika Branca, N. A (dalam Sumardyono) berpendapat bahwaProblem solving dalam pembelajaran matematika merupakan (a) problem solving sebagai tujuan (as a goal), (b) problem solving sebagai proses (as a process),dan (c) problem solving sebagai keterampilan dasar (as a basic skill).
Definisi
Variabel
|
|
Berpikir Intuisi
|
kognisi
langsung yang melebihi diberikan fakta, sebagai "sebuah teori yang
menyiratkan ekstrapolasi luar langsung informasi yang dapat diakses
(Fischbein).
|
Motivasi
|
sesuatu yang
mendorong, menggerakan dan mengarahkan siswa dalam belajar (Endang Sri
Astuti)
|
Problem Solving
|
belajar melalui pemecahan masalah di mana tipe belajar
seperti ini dapat membentuk prilaku melalui kegiatan pemecahan masalah
(Gagne)
|
Indikator
Variabel
|
|
Berpikir Intuisi
|
1. self–evidence
2. intrinsic
certainty
3. perseverable
4. coerciveness
5. extrapolativeness
6. globality
7. implicitness
|
Motivasi
|
1. Keinginan mendalami materi
2. Ketekunan dalam mengerjakan tugas
3. Keinginan berprestasi
4. Keinginan untuk maju
|
Sumber
Data
|
|
Berpikir Intuisi
|
Tes tertulis
|
Motivasi belajar
|
Angket
|
Hubungan
Antar Variabel
|
|
Variabel Terikat
|
1.
Kemampuan berpikir intuisi
2.
Motivasi belajar
|
Variabel bebas
|
Pembelajaran problem
solving
|
========================================================================
Analisis
Hubungan Penerapan Kurikulum 2013 Berbasis Saintifik
Terhadap
Prestasi Belajar dan Motivasi Belajar Siswa
Kajian
Pustaka
1.
Kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik
Kurikulum 2013 membawa
perubahan mendasar peran guru dalam pembelajaran. Kurikulum 2013 mengharuskan
guru berperan optimal dalam pembelajaran, seperti menghasilkan pembelajaran
dalam suasana yang membuat siswa lebih aktif salah satunya pembelajaran dengan
pendekatan saintifik.
Pembelajaran melalui pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan.
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada
keunggulan pendekatan tersebut, antara lain: (1) meningkatkan kemampuan
intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, (2) untuk membentuk
kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik, (3)
terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan
suatu kebutuhan, (4) diperolehnya hasil belajar yang tinggi, (5) untuk melatih
siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah,
dan (6) untuk mengembangkan karakter siswa.
2.
Prestasi Belajar
Menurut Sundari (2008) Prestasi belajar
merupakan suatu hasil kegiatan yang terencana; jika kegiatan yang dilakukan
cukup efektif, tentu hasilnya pun akan memuaskan. Prestasi belajar menurut Abin
Syamsudin adalah kecakapan yang nyata dan actual untuk menunjukan kepada aspek
kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga karena
merupakan hasil usaha atau proses belajar yang bersangkutan dengan cara atau
metode bahan atau materi yang telah dijalankan. Dengan demikian, prestasi
belajar merupakan suatu hasil kegiatan berupa kecapakan yang diperoleh
berdasarkan hasil atau proses belajar yang bersangkutan dengan cara atau metode
bahan atau materi yang telah dijalankan.
Menurut Bloom pada kutipan Utari (2011)
mengemukakan bahwa ada tiga macam ranah yang merupakan penggolongan hasil
belajar yang perlu diperhatikan dalam setiap proses belajar mengajar :
1) Ranah kognitif mencangkup hasil
belajar yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan
intelektual.
2) Ranah afektif mencakup hasil belajar
yang berhubungan dengan sikap, nilai-nilai, perasaan, dan minat.
3) Ranah Psikomotor mencakup hasil
belajar yang berhubungan dengan keterampilan fisik atau gerak yang ditunjang
oleh kemampuan psikis.
Dalam penelitian ini, dibatasi pada
ranah kognisi. Sedangkan khusus untuk ranah kognitif oleh Bloom dibagi menjadi
6 :
1) Kemampuan Pengetahuan
Ialah tingkat kemampuan yang hanya
meminta responden (peserta didik) untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep,
fakta atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menilai/
menggunakannya dan yang dipelajari cenderung bersifat hafalan.
2) Kemampuan Pemahaman
Ialah tingkat kemampuan yang menuntut
peserta didik mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya.
Dalam hal ini, peserta didik tidak hanya hafal tapi paham terhadap konsep.
3) Kemampuan Penerapan
Peserta didik dituntut kemampuannya
untuk menerapkan apa yang telah diketahui.
4) Kemampuan Analisa
Peserta didik dituntut menguraikan atau
menganalisa suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen komponen
atau unsur pembentuknya.
5) Kemampuan Sintesis
Kemampuan untuk menyatukan unsur-unsur
atau bagian-bagian ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh.
6) Kemampuan Evaluasi
Kemampuan berfikir evaluasi menuntut
peserta didik untuk membuat penilaian tentang suatu pernyataan atau konsep,
situasi dan sebagainya.
3.
Motivasi Belajar
Motivasi
adalah suatu keadaan dalam diri individu yang menyebabkan seseorang melakukan
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2001). Buruknya motivasi
belajar yang didapatkan merupakan satu dari beberapa faktor penyebab rendahnya
hasil belajar sehingga menyebabkan menurunnya mutu pendidikan. Motivasi adalah
dorongan, keinginan untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan
memberikan yang terbaik pada dirinya demi tercapainya tujuan yang diinginkan
(Sri Suyati, 2001). menurut Dimyati dan Mudjiono (1994) menyatakan, motivasi
adalah dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia
termasuk perilaku belajar. Dengan demikian, motivasi belajar adalah suatu
keadaan dalam diri individu yang memberikan dorongan dan keinginan untuk
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik pada
dirinya demi tercapainya tujuan yang diinginkan.
Menurut
Sardiman AM (2003 : 83), motivasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama,
tidak pernah berhenti sebelum selesai).
b.
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan
dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi
yang telah dicapai).
c.
Mewujudkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa. (misalnya
masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi,
penentangan terhadap setiap tindak kriminal, amoral dan sebagainya).
d.
Lebih senang bekerja mandiri
e.
Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
f.
Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
g.
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu
h.
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Jika ciri-ciri tersebut terdapat pada seorang
siswa berarti siswa tersebut memiliki motivasi belajar yang cukup kuat yang
dibutuhkan dalam aktifitas belajarnya. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan menunjukkan
hal-hal sebagai berikut:
a.
Keinginan mendalami materi
b.
Ketekunan dalam mengerjakan tugas
c.
Keinginan berprestasi
d.
Keinginan untuk maju
Definisi
Variabel
|
|
Kurikulum 2013 berbasis saintifik
|
Penerapan kurikulum dengan proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum
atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.
|
Prestasi Belajar
|
prestasi
belajar merupakan suatu hasil kegiatan berupa kecapakan yang diperoleh
berdasarkan hasil atau proses belajar yang bersangkutan dengan cara atau
metode bahan atau materi yang telah dijalankan.
|
Motivasi Belajar
|
suatu
keadaan dalam diri individu yang memberikan dorongan dan keinginan untuk
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dengan memberikan yang terbaik pada
dirinya demi tercapainya tujuan yang diinginkan.
|
Indikator Variabel
|
|
Prestasi Belajar
|
Ranah kognitif
1.
Kemampuan Pengetahuan
2.
Kemampuan Pemahaman
3.
Kemampuan Penerapan
4.
Kemampuan Analisa
5. Kemampuan
Sintesis
6.
Kemampuan Evaluasi
|
Motivasi Belajar
|
a. Keinginan mendalami materi
b. Ketekunan dalam mengerjakan tugas
c. Keinginan berprestasi
d.
Keinginan untuk maju
|
Sumber
Data
|
|
Kurikulum 2013 berbasis saintifik
|
1.
Hasil observasi
2.
Hasil wawancara
dengan guru
3.
Angket guru
|
Prestasi Belajar
|
Hasil tes siswa
|
Motivasi Belajar
|
Angket motivasi siswa
|
Hubungan
Antar Variabel
|
|
Variabel Terikat
|
1.
Prestasi Belajar
2.
Motivasi Belajar
|
Variabel Bebas
|
Kurikulum 2013 berbasis
saintifik
|
Akan lebih bagus jika sumber referensi terpapar lebih jelas
BalasHapus